HIPOTESIS
SERTA MACAMNYA DAN TIPE KESALAHAN
A. HIPOTESIS
Hipotesis
berasal dari kata hipo dan tesis yang berasal dari bahasa Yunani. Hipo berarti di bawah, kurang atau lemah
dan tesis berarti teori atau
proposisi. Jadi secara umum hipotesis dapat didefinisikan sebagai asumsi atau
dugaan atau pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya tentang
karakteristik populasi. Oleh karena itu hipotesis perlu diuji kebenarannya
melalui fakta-fakta. Pengujian hipotesis dengan menggunakan dasar fakta
dipelukan suatu alat bantu, dan yang sering digunakan adalah analisis
statistik.
CONTOH:
a. Peluang
munculnya sisi gambar pada pelemparan sekeping uang logam sebanyak 100 kali
adalah 0,5
b. 60%
mahasiswa Jurusan Fisika adalah perempuan.
B.
MACAM- MACAM HIPOTESIS
1. Hipotesis nol (H0)
Hipotesis nol memprediksi
bahwa independent variabel (treatment) atau variabel bebas tidak mempunyai efek
pada dependent variabel atau variabel terikat dalam populasi. H0
juga mempredik tidak adanya perbedaan antara suatu kondisi dengan kondisi yang
lainnya. H0 akan selalu dituliskan dengan tanda kesamaan.mungkin
ditolak atau tidak ditolak.
Dalam
statistik:
H0
: tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik, atau tidak adanya
perbedaan antara ukuran
populasi dengan
ukuran sampel.
2. Hipotesis alternatif atau hipotesis tandingan (H1)
Hipotesis yang mempredik bahwa independent
variabel (treatment) atau variabel bebas mempunyai efek pada dependent variable
atau variabel terikat dalam populasi. H1 juga mempredik adanya
perbedaan antara suatu kondisi dengan kondisi yang lainnya. Tidak pernah memuat
tanda “=”. Secara umum hipotesis ini dipercaya kebenarannya oleh peneliti
(sehingga perlu untuk dibuktikan). Sering disebut juga hipotesis penelitian.
Dalam
statistik:
H1 : adanya perbedaan
antara parameter dengan statistik, atau adanya
perbedaan antara ukuran
populasi dengan
ukuran sampel.
Dalam statistik
yang diuji adalah H0, bukannya menguji H1, walaupun
hipotesis yang dikembangkan melalui kajian teoritis adalah H1. Oleh
karena itu, jika H0 ternyata terbukti kebenarannya, maka kita akan
menolak H1. Sebaliknya, apabila ternyata H0 tidak
terbukti kebenarannya, maka kita harus menolak H0 dan menerima H1.
Contoh Soal:
Jumlah pengunjung matos pada bulan
juli tahun 2007 dari beberapa rombongan dan pencatatan pada bulan juli tahun
berikutnya:
Pengunjung
tahun 2007
|
397
|
286
|
268
|
254
|
571
|
604
|
384
|
Pengunjung
tahun 2008
|
314
|
257
|
278
|
252
|
613
|
646
|
253
|
Ujilah adakah perbedaan jumlah
pengunjung tahun 2007 dan 2008 pada α
= 0.1!
JAWAB:
H0
= tidak ada perbedaan jumlah pengunjung tahun 2007 dan 2008
H1
= ada perbedaan jumlah pengunjung tahun 2007 dan 2008
C. TIPE
KESALAHAN
Pada pengujian
hipotesis, penolakan terhadap H0 mengakibatkan penerimaan terhadap
hipotesis alternative, demikian pula sebaliknya. Dalam pengujian tersebut, kita
selalu dihadapkan pada dua macam kesalahan yang mungkin terjadi, yaitu:
1.
Kesalahan tipe I
Ialah suatu tindakan menolak hipotesis nol yang seharusnya diterima, dengan kata lain menolak hal yang
sebenarnya benar. Kesalahan
tipe ini bisa terjadi apabila sampel kita kebetulan mempunyai skor individual
yang ekstrim (artinya, setiap individu mempunyai perbedaan skor yang sangat
besar atau variabilitasnya tinggi). Dengan demikian maka sampel tampak berbeda
dengan apa yang menjadi harapan H0. Resiko salah (probabilitas salah) yang
dikandungini
sebesar alpha (α), dan alpha merupakan daerah penolakan H0,
sehingga alpha sering disebut dengan tingkat signifikansi. Besar
kecilnya α yang masih diijinkan terjadi sangat tergantung pada bidang
penelitiannya. Dalam penelitian sosial termasuk penelitian pendidikan biasa
digunakan taraf signifikansi α sebesar 1% atau 5%. Dalam bidang kedokteran atau
farmasi yang lebih terkait dengan persoalan hidup dan mati seseorang dituntut
sangat teliti, sehingga harga α yang diijinkan tidak boleh lebih besar dari
0.01%. taraf signifikansi 5% memiliki pengertian bahwa dari setiap 100 unit
kesimpulan yang diambil ada 5 unit yang tidak sesuai dengan hipotesis yang
diajukan. Dalam hal demikian sering juga disebut bahwa hipotesis diterima
dengan taraf signifikansi α = 5%.
2.
Kesalahan
tipe II
ialah suatu tindakan menerima
hipotesis nol yang seharusnya ditolak. Dengan kata lain menerima hal yang semestinya salah. Kesalahan
tipe ini bisa terjadi apabila efek perlakuan (eksperimen) sangat kecil
pengaruhnya terhadap sampel, sehingga sampel tidak kelihatan dipengaruhi oleh
treatment. Resiko salah (probabilitas salah) yang dikandung oleh jenis
kesalahan tipe ini adalah sebesar beta (β).
kesimpulan
|
Hakikat hipotesis
|
|
H0 benar
|
H0 salah
|
|
H0
diterima
|
Keputusan
yang benar
P
= (1 – α)
|
Kesalahan
tipe II
P
= β
|
H0
ditolak
|
Kesalahan
tipe I
P
= α
|
Keputusan
yang benar
P
= (1 – β)
|
Oleh karena alpha dan beta merupakan
probabilitas salah dalam pengambilan keputusan, maka rationalnya semakin kecil
alpha maupun beta semakin baik keputusan yang kita ambil. Dengan kata lain,
semakin kecil alpha maupun beta menunjukkan tingkat akurasi keputusan, karena
mengandung kesalahan yang sangat kecil. Sepanjang kita menggunakan sampel maka
alpha maupun beta tidak bisa = 0. Tingkat akurasi analisis sering disebut
dengan power of the test. Dengan kata lain, dengan memperkecil alpha dan beta,
berarti memperbesar power of the test.
T-Shirt
BalasHapusT-Shirt: T-Shirt. Design: T-Shirt. titanium bike frame Rating: 4.3 · mens wedding bands titanium 797 gold titanium alloy reviews · $9.00 titanium price per ounce · titanium nitride coating service near me In stock