Kamis, 19 September 2013

Statistika (Part II)



A. Skala Pengukuran
a.       Skala Nominal
Dalam skala ini angka-angka hanya berfungsi sebagai symbol atau lambang pembeda. Skala nominal hanya bisa membedakan sesuatu yang bersifat kualitatif (misalnya: jenis kelamin, agama, warna kulit). Merupakan skala yang paling lemah/rendah di antara skala pengukuran yang ada.skala ini digunakan untuk mengklasifikasi obyek, individual atau kelompok dalaam bentuk kategori. Pemberian angka atau symbol pada skala nominal tidak memiliki maksud kualitatif hanya menunjukkanada atau tidaknya atribut atau karakter pada obyek yang diukur. Oleh karenanya, pada variable dengan skala nominal tidak dapat diterapkan operasi matematika standart (aritmatik). Peralatan statistik yang sesuai dengan skala ini adalah peralatan statistik yang berdasarkan jumlah dan proporsi seperti modus, distribusi frekuensi, chi kuadrat, dll
Contoh
-           jenis kelamin (1=pria; 2=wanita)
-          Jenis pekerjaan (1=ABRI; 2=Pegawai; 3=Pedagang; 4=Petani)
Dalam contoh-contoh tersebut angka tidak memiliki tingkatan, jadi angka 2 untuk jenis kelamin wanita tidak berarti lebih besar dari angka 1 untuk jenis kelamin pria.

b.      Skala Ordinal
Dalam skala ordinal angka-angka memiliki arti sebagai tingkatan atau jenjang. Skala ordinal selain membedakan juga menunjukkan tingkatan (misalnya: pendidikan, tingkat kepuasan). Skala ini lebih tinggi daripada skala nominal, dan sering disebut skala peringkat karena lambang-lambang bilangan hasil pengukuran selain menunujukkan pembedaan jua menunjukkan urutan atau tingkatan obyek yang diukur menurut karakteristik tertentu. Selain itu, karakteristik dalam skala ordinal adalah meskipun nilainya sudah memiliki batas yang jelas tetapi belu memiliki jarak atau selisih. Seperti halnya skala nominal, skala ordinal juga tidak dapat menerapkan operasi matematika dasar.Salah satu cirinya adalah jarak antar skala yang berurutan tidak sama. Contohnya ranking dari kejuaraan lari 100 m
-          Juara 1 dalam waktu 7 detik
-          Juara 2 dalam waktu 10 detik
-          Juara 3 dalam waktu 15 detik
c.       Skala Interval
Salah satu ciri skala interval adalah beda antar skala yang berurutan sama, karena itu bilangan dalam skala interval dapat dikenai operasi matematik (ditambah, dikurangi, dikalikan, dan dibagi). Skala interval berupa angka kuantitatif namun tidak memiliki nilai nol mutlak (misalnya: tahun, suhu dalam Celcius). Skala ini mempunyai karakteristik seperti skala nominal dan skala ordinal, namun pada skala ini sudah mempunyai interval yang tetap. Dengan demikian skala ini sudah memiliki nilai intrinsik, sudah memiliki jarak, tetapi jarakk tersebut belum mempunyai kelipatan (biasa diartikan belum mempunyai nilai nol mutlak). Skala ini sudah benar-benar angka dan sudah dapat menerapkan semua operasi matematika serta peralatan statistik kecualiuang berdasarkan skala rasio seperti koefisien variasi Contoh: nilai hasil tes, umur, berat badan dan sebagainya.
d.      Skala Rasio
Dalam skala ini angka nol berlaku mutlak. Merupakan skala data dengan kualitas paling tinggi. Pada skala ini terdapat semua karakteristik skala nominal, ordinal, dan interval ditambah dengan sifat adanya nilai nol mutlak, artinya nilali dasar yang tidak bisa diubah meskipun menggunakan skala yang lain. Oleh karenanya pada skala ini pengukuran sudah menggunakan nilai perbandingan/rasio. Suatu besaran yang dilambangkan dengan angka dua kali lipat dari besaran yang dilambangkan dengan angka 1. Contohnya: orang yang tinggi badannya 180 cm adalah dua kali lipat yang tingginya 90 cm. dalam skala rasio ini angka nol berlaku mutlak, artinya bila seseorang memiliki uang 0 milyar sama saja dengan tidak memiliki uang sama sekali.


Contoh Skala Pengukuran
   
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar